Kududuk terdiam dibawah langit senja itu
Sembari menenun aksara untuk kujadikan
Puisi tentangmu
Aku menunggu dengan sabar
Namun engaku tak kunjung ada kabar
Ah ada apakah gerangan?
Mengapa langkahmu berhenti
Dijalan persimpangan?
Pikiranku menerka-nerka
Hatiku berkecambuk tiada tara
Dua bait syair terhenti
Imaji berlahan mati
Akankah engkau datang?
Menyapa meski sedtik dalam canda
Kini senja kian beranjak menjadi kelam
Dan puisi belum jua usai
Mungkin puisi ini butu satu kata agar berirama
Seperti diriku yang membutuhkanmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar