Nasibmu akan sama seperti sebatang rokok kemarin, yang kubakar habis hingga menjadi abu.
Menemani setiap hembus nafas yang candu, sambil menyerap segala keresahan, dan merelakan asap putih melayang-layang terbawa angin dan hilang.
Segelas kopi sebagai pemanis untuk menawar tangis, dari banyak harapan yang berakhir tragis.
Rasa pesimis kian tak terkendali, menguris keyakinan semakin tipis.
Akankah?
Keambiguan pagi ini begitu kontras mewarnai, seraya suram, buram. Langkah kaki berjalan menuju hari depan.
Namun pada akhirnya pasrahku hanya tertawa lepas untuk menyikapi, kesakitan yang telah melampaui batasku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar